Pengertian
Monitoring
Monitoring adalah pemantauan kegiatan
dengan pengumpulan atau pengkajian data secara rutin untuk memperoleh informasi
tentang seberapa jauh kemajuan kegiatan yang telah dicapai atau suatu proses
pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk
mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan atau program itu berjalan
sesuai rencana sehingga masal yang dilihat atau ditemui dapat diatasi. ( WHO )
Tujuan
monitoring :
- Mendapatkan gambaran mengenai pencapaian hasil asuhan dan waktu kegiatan serta manajemen institusi
- Mengetahui tingkat kinerja institusi berdasarkan urutan peringkat kategori masing-masing kelompok kegiatan
- Memperoleh informasi terutama tentang penerapan asuhan kebidanan apakah tetap dilaksanakan sesuai dengan rencana dan memberikan umpan balik
- Mempertanggung jawabkan tugas/kegiatan asuhan kebidanan yang telah dilakukan
- Mendapatkan informasi tentang evaluasi kinerja bidan dan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan institusi untuk tahun yang akan datang
- Menentukan kompetensi penerapan asuhan kebidanan dan meningkatkan kinerja dengan menilai dan mendorong hubungan yang baik antar bidan.
- Menghargai pengembangan staf dan memotivasi bidan ke arah pencapaian kuwalitas yang lebih tinggi.
Manfaat
monitoring :
- Mengidentifikasi msalah yang ditemukan dalam penerapan asuhan kebidanan
- Hasil pemantauan dapat digunakan / dimanfaatkan untuk tindakan koreksi dalam rangka pencapaian tujuan yang te;ah ditetapkan
- Hasil penilaian dapat digunakan / dimanfaatkan untuk menyusun perencanaan kegiatan tahun berikutnya
- Melibatkan staf dalam perencanaan dan implementasi, rapat dengan staf untuk memberi kesempatan mengerti konsep dan ide-ide dan keuntungan staf evaluasi menjadi berguna
- Memilih satu orang atau dua orang sebagai tim kecil yang bertanggung jawab dan membatasi data dan analisis tetapi tidak membuat rekomendasi
- Memastikan ada konsesus rencana evaluasi walaupun ini kelihatannya membutuhkan waktu dan usaha yang besar
- Menyediakan tim evaluasi sumber-sumber pengambilan data dan analisis ini mungkin melibatkan pendapat dari ahli
- Mendorong evaluator untuk melaporkan kemajuan walaupun mereka tidak pada posisi untuk melapor
- Menggunakan temuan-temuan untuk merefleksikan program di bawah pengawasannya, menentukan apa yang akan dirubah, dibuat, dan untuk apa contoh apakah proses implementasi harus dimodifikasi sehingga tujuan dapat dicapai
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukan
monitoring :
- Monitoring kinerja klinis bidan berdasarkan indikator kinerja
- Indikator kinerja berdasarkan standart dan uraian tugas
- Indikator kinerja klinis dipilih yang menjadi indikator kunci
- Indikator harus bersifat dapat di ukur atau dinilai, dapat dicapai, dan bersifat spesifik
- Dalam waktu tertentu dapat dilakukan perubahan
- Monitoring dapat ditentukan bagaimana caranya, kapan dimana, dan siapa yang akan memonitor serta harus di dokumentasikan
Langkah-langkah
Monitoring :
- Selama program berjalan : untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
- Akhir program : untuk menilai hasil dimulai dengan menganalisa rencana pelaksanaan kegiatan / plan of actions
Aspek-aspek
Monitoring :
Aspek-aspek yang akan dimonitor adalah
pelaksanaan dan hasil pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun, meliputi :
- Jenis kegiatan
- Waktu kegiatan yang dimulai dan waktu kegiatan berakhir
- Pelaksanaan kegiatan
- Prosedur pelaksanaan kegiatan
- Hasil yang dicapai
- Kualitas pelaksanaan kegiatan
- Sumber daya yang tersedia
Pelaksanaan
Monitoring
a. Langkah-langkah
pelaksanaan :
1. Menetapkan
sumber data
2. Menetapkan
sistem pengumpulan dan pengolahan data
3. Melaksanakan
pengumpulan data
b. Cara
pelaksanaan :
1. Observasi
/ pengamatan Langsung
Lakukan
pengamatan langsung terhadap petugas pelayanan yang sedang melakukan pelayanan
kebidanan terhadap pasien, istilah Daftar Tilik: (dengan “Ya” “Tidak”) sesuai
kegiatan apa yang telah dilakukan oleh petugas.
Kelebihan observasi:
Dapat
membandingkan apakah perkataan sesuai dengan tindakan. Peneliti dapat
mempelajari subjek yang tidak memberi kesempatan laporan lisan (verbal). Subjek
observasi bebas melakukan kegiatan. Dimungkinkan mengadakan pencatatan secara
serempak kepada sasaran penilaian yang lebih banyak.
Kelemahan observasi :
1. Observasi
tidak selamanya memungkinkan untuk suatu kejadian yang spontan, harus ada
persiapan.
2. Tidak
bisa menentukan ukuran kuantitas terhadap variabel yang ada, karena hanya dapat
menghitung variabel yang kelihatan.
3. Sulit
mendapatkan data terutama yang sifatnya rahasia dan memerlukan waktu yang lama.
4. Apabila
sasaran penilaian mengetahui bahwa mereka sedang diamati, mereka akan dengan
sengaja menimbulkan kesan-kesan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, jadi
sifatnya dibuat-buat.
5. Subyektifitas
dari observer tidak dapat dihindari
Instrumen Penilaian Mutu Dengan
Observasi :
1. Daftar
Tilik/Check List
Daftar
alat berisi nama subyek dan beberapa hal/ciri yang akan diamati dari sasaran
pengamatan. Pengamat dapat memberi tAnda cek (√) pada daftar tersebut yang
menunjukkan adanya ciri dari sasaran pengamatan. ü
Daftar tilik terdiri dari 4 bagian,yaitu: daftar tilik pengamatan pelayanan,
daftar tilik pengetahuan pasien, daftar tilik pengetahuan petugas dan daftar
tilik sarana esensial. ü
Check list hanya dapat menyajikan data yang kasar saja, hanya mencatat ada atau
tidaknya suatu gejala.
2. Skala
penilaian (rating scale)
Skala
ini berupa daftar yang berisikan ciri-ciri tingkah laku yang dicatat secara
bertingkat. Rating scale ini dapat merupakan satu alat pengumpulan data untuk
menerangkan, menggolongkan dan menilai seseorang atau suatu gejala
3. Alat-alat
mekanik
Alat-alat
ini antara lain: alat perekam, alat fotografis, film, tape recorder, kamera
televisi, dan sebagainya. Alat-alat tersebut setiap saat dapat diputar kembali
untuk memungkinkan mengadakan penilaian secara teliti.
Observasi sebagai alat pengumpul data : pengamatan yg
memiliki sifat-sifat (depdikbud:1975:50)
a. dilakukan sesuai dgn tujuan yg telah dirumuskan lebih dulu.
b. direncanakan secara sistematis.
c. hasilnya dicatat & diolah sesuai dgn tujuannya.
d. dpt diperiksa validitas, reliabilitas & ketelitiannya.
e. bersifat kuantitatif.
2. Wawancara
· Wawancara
terhadap Petugas
Pengamat
melakukan wawancara terhadap petugas yang diamati untuk mengetahui tingkat
pengetahuan petugas yang bersangkutan tentang pelayanan yang telah dilakukan.
· Wawancara
terhadap Pasien
Dilakukan
pula wawancara terhadap pasien yang diamati, sewaktu pasien akan meninggalkan
tempat pelayanan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien mengenai bagaimana
penanganan pelayanan misalnya : penyuluhan, kapan harus kembali atau cara minum
obat.
Tujuan : Memperoleh informasi yang rinci
dan akurat dalam rangka pembuktian kejadian/ peristiwa yang seharusnya terjadi
adalah benar-benar terjadi.
Kebijakan Operasional:
·
Komunikasi yang dilakukan oleh tim
penilai harus dua arah
·
Dalam wawancara harus diusahakan tidak
ada informasi yang hilang
·
Dalam wawancara kata-kata tidak spesifik
harus lebih dispesifikasikan, misal: kendaraan Ã
spesifik adalah mobil
·
Dalam wawancara gunakan kata-kata kunci
:
- Mengapa
- Dimana
- Apa
- Kapan
- Siapa
- Bagaimana
·
Dalam wawancara usahakan untuk bisa
menyelediki sistem atau menguji sistem. Untuk itu tim penilai menggunakan check
list sebagai panduan wawancara.
·
Gunakan panduan Fish bone diagram untuk
melakukan wawancara dalam ( deep interview)
Kelebihan
wawancara
1.
Flexibility
Pewawancara dapat secara luwes
mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi saat itu. Dan memungkinkan
diberikan penjelasan kepada responden bila pertanyaan kurang dimengerti.
2.
Nonverbal behavior
Pewawancara dapat mengobservasi
perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, rasa tidak suka atau perilaku lainnya
pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh responden.
3.
Completeness
Pewawancara dapat memperoleh jawaban
atas seluruh pertanyaan yang diajukan secara langsung.
4.
Time of interview
Pewawancara dapat menyusun jadwal
wawancara yang relatif pasti. Kapan, dimana, sehingga data yang diperoleh tidak
keluar dari rancangan yang sudah disusun Data yang diperoleh dapat langsung
diketahui objektifitasnya karena dilaksanakan secara tatap muka.
Kelemahan wawancara :
1.
Proses wawancara membutuhkan biaya dan tenaga yang
besar.
2.
Keberhasilan wawancara sangat tergantung kepandaian
pewawancara dalam menggali, mencatat, dan menafsirkan setiap jawaban.
3.
Responden sulit menyembunyikan identitas dirinya,
pewawancara bisa dipandang mempunyai potensi yang bisa mengancam dirinya,
sehingga jawaban harus dilakukan ekstra hatihati, apalagi jika jawabannya
direkam melalui pita perekam.
Penilaian
Mutu Dengan Wawancara Secara Spesifik Digunakan Pada:
1.
Saat tim penjaga mutu melakukan validasi terhadap
interpretasi data yang bertujuan untuk mengatasi masalah mutu pelayanan
kesehatan
2.
Menilai alasan yang digunakan untuk melakukan tindakan
3.
Menilai kemampuan terhadap perkembangan kasus pada
mutu pelayanan kesehatan.
Instrumen Penilaian Mutu Dengan Wawancara Dapat berupa kuesioner yaitu
daftar pertanyaan yang sudah disusun dengan baik sehingga pewawancara dalam
wawancara dapat memberi jawaban atau Anda pada lembaran tersebut.
Metode yang digunakan adalah :
· Audit adalah pengawasan yang dilakukan terhadap masukan, proses, lingkungan
dan keluaran apakah dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan. Audit
dapat dilaksanakan konkuren atau retrospektif, dengan menggunakan data yang ada
(rutin) atau mengumpulkan data baru. Dapat dilakukan secara rutin atau
merupakan suatu studi khusus.
· Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan
sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada
catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri apakah
informasi memadai maupun terhadap kewajaran dan kecukupan dari pelayanan yang
diberikan.
· Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung
maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survei
kepuasan pasien.
· Observasi terhadap asuhan pasien, meliputi observasi terhadap status fisik
dan perilaku pasien.
3. Dokumentasi
a. Pendokumentasian
Menejemen Asuhan Kebidanan
Bentuk pendekatan yang dilakukan oleh
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan pemecahan masalah.
Asuhan
kebidanan merupakan suatu pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan dari tindakan berdasarkan teori ilmiah penemuan keterampilan
dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berfokus pada klien (Varney, 1997).
Penatalaksanaan
kebidanan adalah proses pemecahan maslah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan fikiran dan tidakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
pengambilan keputusan yang berfokus pada klien
(PUSDIKNAKES-WHO-JHPIGGU,2003:30)
b. Metode
Pendokumentasian
1) Pengertian
Adalah suatu sistem pencatatan dan
pelaporan informasi tentang kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua
kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan (Konsep Kebidanan, 2003).
Proses penatalaksanaan asuhan kebidanan
atau manajemen kebidanan merupakan langkah-langkah yang berurutan dimulai
dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi.
Proses manajemen kebidanan ini merupakan
urutan langkah saling berhubungan, berkesinambungan untuk mengevaluasinya dan
membuat rencana asuhan kembali.
2)
Pembagian Dokumen Dokumen terbagi dua kategori yaitu:
a.
Dokumen sumber resmi
Merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan
oleh lembaga atau perorangan atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber
resmi normal dan sumber resmi informal
b.
Dokumen sumber tidak resmi
Merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh individu tidak atas nama
lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber tak resmi formal dan sumber tak resmi
informal.
3) Tujuan
Pendokumentasian
a) Sebagai
sarana komunikasi antar petugas kesehatan
Dokumentasi
dapat dibagikan diantara petugas kesehatan,
hal ini penting jika dilakukan rujukan untuk mengetahhui sejauh mana kondisi
klinis klien dan asuhan yang diberikan kepada klien, sehingga dapat dilakukan
penanganan lebih lanjut.
b) Sebagai
aspek financial ekonomi
c) Merupakan
data untuk mengganti (penggantian biaya) yang wajar dan informsdi penghematan
biaya
d) Bermanfaat
bagi penelitian
e) Sumber
informasi statistik untuk standarisasi dan penelitian kesehatan
f) Mempunyai
aspek legal
S
= Subyektif, menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dari anamnesa.
O
= Obyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium.
A
= Assesment, menggambarkan hasil pendokumentasian hasil analisa dan intervensi
data subyektif dalam suatu identifikasi.
1)
Diagnosa/masalah
2)
Antisipasi diagnosa lain/masalah
potensial
P
= Planing, menggambarkan pendokumentasian
dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.
Pendokumentasian asuhan kebidanan kasus terfokus
dengan SOAP dan 7 langkah Varney’s
:
Ibu hamil
Biodata
Subjektif
- Keluhan ibu pada kehamilan.
- Riwayat kehamilan sekarang.
- Hasil tes kehamilan.
- Pergerakan janin yang dirasakan pertama.
- Keluhan yangb dirasakan.
- Pola makan.
- Pola eliminasi.
- Aktivitas sehari-hari.
- Kontrasepsi yang terakhir digunakan.
- Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
- Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita.
- Riwayat psikososial.
- Riwayat kesehatan keluarga.
Objektif
a) Keadaan
umum.
b) Tanda-tanda
vital.
c) Tinggi
badan, berat badan, dan lingkar lengan atas.
Pemeriksaan
fisik : kelopak mata, konjungtiva, sclera, mulut dan gigi, pemeriksaan kelenjar
tyroid dan getah bening, jantung, peruh, pembesaran payudara, putting susu,
nyeri pinggang, posisi tulang belakang, ekstremitas atas/bawah, odem, refleks
patella, varises, abdomen (bekas luka operasi, linea, strie).
Pemeriksaan
palpasi Leopold : TFU, difundus teraba bokong, sebelah kanan/kiri teraba
punggung atau ekstrimitas, bagian terendah kepala, sejauh mana kepala masuk
pintu atas panggul.
Auskultasi
: bunyi jantung janin, frekuensi, puctum maximum.
Anogenital : perineum, vulva vagina,
pengeluaran pervaginam normal, hemoroid tidak ada.
Pemeriksaan
penunjang, pemeriksaan Hb dan urine.
Assasemen
- Interpretasi data dibuat dari hasil pengkajian.
- Diagnosa dibuat dengan dasar HPHT dan TFU, sudah atau belum pernah hamil, sudah atau belum pernah melahirkan.
- Diagnosa janin dibuat dengan dasar BJJ, punctum maximum, bagian terendah janin.
- Planning
- Memberitahukan hasil pemeriksaan.
- Menjelaskan tentang nutrisi yang adekuat yaitu peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori/perhari, makanan yang mengandung protein seperti ikan, telur, tempe, dan zat besi seperti hati, sayur-sayuran serta minuman cukup cairan.
- Jelaskan tentang personal hygien, mandi dua kali sehari dan menjaga kebersihan yang lebih pada daerah lipatan kulit (ketiak, bawah payudara, dan daerah genetalia).
- Beriakn obat Fe dan vitamin.
- Jelaskan tentang tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan pervaginam, sakit kepala yang luar biasa, mata berkunang-kunang, pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri ulu hati, ketuban pecah sebelum waktunya, janin tidak bergerak seperti biasanya dan demam yang tinggi.
- Rencanakan kunjungan berikutnya sesuai kehamilan.
Dokumentasi dapat berperan sebagai
pembela atau advokasi yang dapat dijadikan sebagai bukti dalam pengusutan
kasus-kasus seperti mal praktik, penganiayaan atau pemerkosaan.
Penilaian Mutu dengan Dokumen untuk melakukan penilaian mutu agar dapat
menemukan masalah mutu dalam pelayanan kebidanan dapat menggunakan cara diatas,
agar dalam pelaksananaanya berjalan dengan baik perlu dikembangkan atau disusun
daftar tilik/chek list sebelumnya. Check list adalah sebuah daftar pekerjaan
yang harus dilakukan dalam suatu rangkaian proses kegiatan untuk meminimalkan
kesalahan dan kelalaian dalam melakukan pekerjaan.

Kak sumbernya KK ndk cantumkan?
BalasHapus