Sabtu, 14 Juni 2014

Monitoring Mutu Pelayanan Kebidanan



MONITORING MUTU PELAYANAN KEBIDANAN MELALUI OBSERVASI, WAWANCARA, DAN DOKUMEN
Pengertian Monitoring
Monitoring adalah pemantauan kegiatan dengan pengumpulan atau pengkajian data secara rutin untuk memperoleh informasi tentang seberapa jauh kemajuan kegiatan yang telah dicapai atau suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan atau program itu berjalan sesuai rencana sehingga masal yang dilihat atau ditemui dapat diatasi. ( WHO )
Tujuan monitoring :
  •   Mendapatkan gambaran mengenai pencapaian hasil asuhan dan waktu kegiatan serta manajemen institusi
  • Mengetahui tingkat kinerja institusi berdasarkan urutan peringkat kategori masing-masing kelompok kegiatan
  • Memperoleh informasi terutama tentang penerapan asuhan kebidanan apakah tetap dilaksanakan sesuai dengan rencana dan memberikan umpan balik
  •  Mempertanggung jawabkan tugas/kegiatan asuhan kebidanan yang telah dilakukan
  • Mendapatkan informasi tentang evaluasi kinerja bidan dan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan institusi untuk tahun yang akan datang
  • Menentukan kompetensi penerapan asuhan kebidanan dan meningkatkan kinerja dengan menilai dan mendorong hubungan yang baik antar bidan.
  • Menghargai pengembangan staf dan memotivasi bidan ke arah pencapaian kuwalitas yang lebih tinggi.
Manfaat monitoring :
  • Mengidentifikasi msalah yang ditemukan dalam penerapan asuhan kebidanan
  • Hasil pemantauan dapat digunakan / dimanfaatkan untuk tindakan koreksi dalam rangka pencapaian tujuan yang te;ah ditetapkan
  • Hasil penilaian dapat digunakan / dimanfaatkan untuk menyusun perencanaan kegiatan tahun berikutnya



Prinsip – prinsip monitoring :
  • Melibatkan staf dalam perencanaan dan implementasi, rapat dengan staf untuk memberi kesempatan mengerti konsep dan ide-ide dan keuntungan staf evaluasi menjadi berguna 
  •  Memilih satu orang atau dua orang sebagai tim kecil yang bertanggung jawab dan membatasi data dan analisis tetapi tidak membuat rekomendasi
  •  Memastikan ada konsesus rencana evaluasi walaupun ini kelihatannya membutuhkan waktu dan usaha yang besar
  • Menyediakan tim evaluasi sumber-sumber pengambilan data dan analisis ini mungkin melibatkan pendapat dari ahli
  • Mendorong evaluator untuk melaporkan kemajuan walaupun mereka tidak pada posisi untuk melapor
  •  Menggunakan temuan-temuan untuk merefleksikan program di bawah pengawasannya, menentukan apa yang akan dirubah, dibuat, dan untuk apa contoh apakah proses implementasi harus dimodifikasi sehingga tujuan dapat dicapai
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan  monitoring :
  • Monitoring kinerja klinis bidan berdasarkan indikator kinerja
  • Indikator kinerja berdasarkan standart dan uraian tugas
  • Indikator kinerja klinis dipilih yang menjadi indikator kunci
  • Indikator harus bersifat dapat di ukur atau dinilai, dapat dicapai, dan bersifat spesifik
  •  Dalam waktu tertentu dapat dilakukan perubahan
  • Monitoring dapat ditentukan bagaimana caranya, kapan dimana, dan siapa yang akan memonitor serta harus di dokumentasikan
Langkah-langkah Monitoring :                                                                   
  • Selama program berjalan : untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
  • Akhir program : untuk menilai hasil dimulai dengan menganalisa rencana pelaksanaan kegiatan / plan of actions

Aspek-aspek Monitoring :
Aspek-aspek yang akan dimonitor adalah pelaksanaan dan hasil pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun, meliputi :
  • Jenis kegiatan
  • Waktu kegiatan yang dimulai dan waktu kegiatan berakhir
  •   Pelaksanaan kegiatan 
  •  Prosedur pelaksanaan kegiatan 
  •  Hasil yang dicapai
  • Kualitas pelaksanaan kegiatan
  • Sumber daya yang tersedia
Pelaksanaan Monitoring
a.       Langkah-langkah pelaksanaan :
1.      Menetapkan sumber data
2.      Menetapkan sistem pengumpulan dan pengolahan data
3.      Melaksanakan pengumpulan data
b.      Cara pelaksanaan :
1.      Observasi / pengamatan Langsung
Lakukan pengamatan langsung terhadap petugas pelayanan yang sedang melakukan pelayanan kebidanan terhadap pasien, istilah Daftar Tilik: (dengan “Ya” “Tidak”) sesuai kegiatan apa yang telah dilakukan oleh petugas.
Kelebihan observasi:
Dapat membandingkan apakah perkataan sesuai dengan tindakan. Peneliti dapat mempelajari subjek yang tidak memberi kesempatan laporan lisan (verbal). Subjek observasi bebas melakukan kegiatan. Dimungkinkan mengadakan pencatatan secara serempak kepada sasaran penilaian yang lebih banyak.
Kelemahan observasi :
1.      Observasi tidak selamanya memungkinkan untuk suatu kejadian yang spontan, harus ada persiapan.
2.      Tidak bisa menentukan ukuran kuantitas terhadap variabel yang ada, karena hanya dapat menghitung variabel yang kelihatan.
3.      Sulit mendapatkan data terutama yang sifatnya rahasia dan memerlukan waktu yang lama.
4.      Apabila sasaran penilaian mengetahui bahwa mereka sedang diamati, mereka akan dengan sengaja menimbulkan kesan-kesan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, jadi sifatnya dibuat-buat.
5.      Subyektifitas dari observer tidak dapat dihindari
Instrumen Penilaian Mutu Dengan Observasi :
1.     Daftar Tilik/Check List
Daftar alat berisi nama subyek dan beberapa hal/ciri yang akan diamati dari sasaran pengamatan. Pengamat dapat memberi tAnda cek (√) pada daftar tersebut yang menunjukkan adanya ciri dari sasaran pengamatan. ü Daftar tilik terdiri dari 4 bagian,yaitu: daftar tilik pengamatan pelayanan, daftar tilik pengetahuan pasien, daftar tilik pengetahuan petugas dan daftar tilik sarana esensial. ü Check list hanya dapat menyajikan data yang kasar saja, hanya mencatat ada atau tidaknya suatu gejala.
2.     Skala penilaian (rating scale)
Skala ini berupa daftar yang berisikan ciri-ciri tingkah laku yang dicatat secara bertingkat. Rating scale ini dapat merupakan satu alat pengumpulan data untuk menerangkan, menggolongkan dan menilai seseorang atau suatu gejala
3.     Alat-alat mekanik
Alat-alat ini antara lain: alat perekam, alat fotografis, film, tape recorder, kamera televisi, dan sebagainya. Alat-alat tersebut setiap saat dapat diputar kembali untuk memungkinkan mengadakan penilaian secara teliti.
            Observasi sebagai alat pengumpul data : pengamatan yg memiliki sifat-sifat (depdikbud:1975:50)
a. dilakukan sesuai dgn tujuan yg telah dirumuskan lebih dulu.
b. direncanakan secara sistematis.
c. hasilnya dicatat & diolah sesuai dgn tujuannya.
d. dpt diperiksa validitas, reliabilitas & ketelitiannya.
e. bersifat kuantitatif.

2.      Wawancara
·      Wawancara terhadap Petugas
Pengamat melakukan wawancara terhadap petugas yang diamati untuk mengetahui tingkat pengetahuan petugas yang bersangkutan tentang pelayanan yang telah dilakukan.
·      Wawancara terhadap Pasien
Dilakukan pula wawancara terhadap pasien yang diamati, sewaktu pasien akan meninggalkan tempat pelayanan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien mengenai bagaimana penanganan pelayanan misalnya : penyuluhan, kapan harus kembali atau cara minum obat.
Tujuan : Memperoleh informasi yang rinci dan akurat dalam rangka pembuktian kejadian/ peristiwa yang seharusnya terjadi adalah benar-benar terjadi.
Kebijakan Operasional:
·         Komunikasi yang dilakukan oleh tim penilai harus dua arah
·         Dalam wawancara harus diusahakan tidak ada informasi yang hilang
·         Dalam wawancara kata-kata tidak spesifik harus lebih dispesifikasikan, misal: kendaraan à spesifik adalah mobil
·         Dalam wawancara gunakan kata-kata kunci :
-       Mengapa
-       Dimana
-       Apa
-       Kapan
-       Siapa
-       Bagaimana
·         Dalam wawancara usahakan untuk bisa menyelediki sistem atau menguji sistem. Untuk itu tim penilai menggunakan check list sebagai panduan wawancara.
·         Gunakan panduan Fish bone diagram untuk melakukan wawancara dalam ( deep interview)
Kelebihan wawancara
1.             Flexibility
Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi saat itu. Dan memungkinkan diberikan penjelasan kepada responden bila pertanyaan kurang dimengerti.
2.             Nonverbal behavior
Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, rasa tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh responden.
3.             Completeness
Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan secara langsung.
4.             Time of interview
Pewawancara dapat menyusun jadwal wawancara yang relatif pasti. Kapan, dimana, sehingga data yang diperoleh tidak keluar dari rancangan yang sudah disusun Data yang diperoleh dapat langsung diketahui objektifitasnya karena dilaksanakan secara tatap muka.

Kelemahan wawancara :
1.    Proses wawancara membutuhkan biaya dan tenaga yang besar.
2.    Keberhasilan wawancara sangat tergantung kepandaian pewawancara dalam menggali, mencatat, dan menafsirkan setiap jawaban.
3.    Responden sulit menyembunyikan identitas dirinya, pewawancara bisa dipandang mempunyai potensi yang bisa mengancam dirinya, sehingga jawaban harus dilakukan ekstra hatihati, apalagi jika jawabannya direkam melalui pita perekam.


Penilaian Mutu Dengan Wawancara Secara Spesifik Digunakan Pada:
1.    Saat tim penjaga mutu melakukan validasi terhadap interpretasi data yang bertujuan untuk mengatasi masalah mutu pelayanan kesehatan
2.    Menilai alasan yang digunakan untuk melakukan tindakan
3.    Menilai kemampuan terhadap perkembangan kasus pada mutu pelayanan kesehatan.

Instrumen Penilaian Mutu Dengan Wawancara Dapat berupa kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah disusun dengan baik sehingga pewawancara dalam wawancara dapat memberi jawaban atau Anda pada lembaran tersebut.

            Metode yang digunakan adalah :
·      Audit adalah pengawasan yang dilakukan terhadap masukan, proses, lingkungan dan keluaran apakah dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan. Audit dapat dilaksanakan konkuren atau retrospektif, dengan menggunakan data yang ada (rutin) atau mengumpulkan data baru. Dapat dilakukan secara rutin atau merupakan suatu studi khusus.
·      Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri apakah informasi memadai maupun terhadap kewajaran dan kecukupan dari pelayanan yang diberikan.
·      Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survei kepuasan pasien.
·      Observasi terhadap asuhan pasien, meliputi observasi terhadap status fisik dan perilaku pasien.

3.  Dokumentasi
a.    Pendokumentasian Menejemen Asuhan Kebidanan
Bentuk pendekatan yang dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan pemecahan masalah.
Asuhan kebidanan merupakan suatu pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan dari tindakan berdasarkan teori ilmiah penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).

Penatalaksanaan kebidanan adalah proses pemecahan maslah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan fikiran dan tidakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (PUSDIKNAKES-WHO-JHPIGGU,2003:30)

b.    Metode Pendokumentasian
1)   Pengertian
Adalah suatu sistem pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan (Konsep Kebidanan, 2003).
Proses penatalaksanaan asuhan kebidanan atau manajemen kebidanan merupakan langkah-langkah yang berurutan dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi.
Proses manajemen kebidanan ini merupakan urutan langkah saling berhubungan, berkesinambungan untuk mengevaluasinya dan membuat rencana asuhan kembali.
2)   Pembagian Dokumen Dokumen terbagi dua kategori yaitu:
a.    Dokumen sumber resmi
Merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh lembaga atau perorangan atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber resmi normal dan sumber resmi informal
b.    Dokumen sumber tidak resmi
Merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh individu tidak atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber tak resmi formal dan sumber tak resmi informal.

3)   Tujuan Pendokumentasian
a)    Sebagai sarana komunikasi antar petugas kesehatan
Dokumentasi dapat dibagikan diantara petugas kesehatan,  hal ini penting jika dilakukan rujukan untuk mengetahhui sejauh mana kondisi klinis klien dan asuhan yang diberikan kepada klien, sehingga dapat dilakukan penanganan lebih lanjut.
b)   Sebagai aspek financial ekonomi
c)    Merupakan data untuk mengganti (penggantian biaya) yang wajar dan informsdi penghematan biaya
d)   Bermanfaat bagi penelitian
e)    Sumber informasi statistik untuk standarisasi dan penelitian kesehatan
f)    Mempunyai aspek legal

S  = Subyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dari anamnesa.
O = Obyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium.
A = Assesment, menggambarkan hasil pendokumentasian hasil analisa dan intervensi data subyektif dalam suatu identifikasi.
1)              Diagnosa/masalah
2)              Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial
P =  Planing, menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.

Pendokumentasian asuhan kebidanan kasus terfokus dengan SOAP dan 7 langkah Varney’s :
Ibu hamil
Biodata
Subjektif
  • Keluhan ibu pada kehamilan.
  • Riwayat kehamilan sekarang.
  • Hasil tes kehamilan.
  • Pergerakan janin yang dirasakan pertama. 
  •  Keluhan yangb dirasakan.
  • Pola makan. 
  •  Pola eliminasi.
  • Aktivitas sehari-hari.
  • Kontrasepsi yang terakhir digunakan. 
  •  Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu. 
  •  Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita.
  • Riwayat psikososial.
  • Riwayat kesehatan keluarga.
Objektif
a)      Keadaan umum.
b)      Tanda-tanda vital.
c)      Tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan atas.
Pemeriksaan fisik : kelopak mata, konjungtiva, sclera, mulut dan gigi, pemeriksaan kelenjar tyroid dan getah bening, jantung, peruh, pembesaran payudara, putting susu, nyeri pinggang, posisi tulang belakang, ekstremitas atas/bawah, odem, refleks patella, varises, abdomen (bekas luka operasi, linea, strie).
Pemeriksaan palpasi Leopold : TFU, difundus teraba bokong, sebelah kanan/kiri teraba punggung atau ekstrimitas, bagian terendah kepala, sejauh mana kepala masuk pintu atas panggul.
Auskultasi : bunyi jantung janin, frekuensi, puctum maximum.
Anogenital : perineum, vulva vagina, pengeluaran pervaginam normal, hemoroid tidak ada.
Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan Hb dan urine.
Assasemen
  • Interpretasi data dibuat dari hasil pengkajian.
  • Diagnosa dibuat dengan dasar HPHT dan TFU, sudah atau belum pernah hamil, sudah atau belum  pernah melahirkan. 
  •   Diagnosa janin dibuat dengan dasar BJJ, punctum maximum, bagian terendah janin.
  • Planning 
  •   Memberitahukan hasil pemeriksaan.
  • Menjelaskan tentang nutrisi yang adekuat yaitu peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori/perhari, makanan yang mengandung protein seperti ikan, telur, tempe, dan zat besi seperti hati, sayur-sayuran serta minuman cukup cairan.
  • Jelaskan tentang personal hygien, mandi dua kali sehari dan menjaga kebersihan yang lebih pada daerah lipatan kulit (ketiak, bawah payudara, dan daerah genetalia).
  •  Beriakn obat Fe dan vitamin.
  • Jelaskan tentang tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan  pervaginam, sakit kepala yang luar biasa, mata berkunang-kunang, pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri ulu hati, ketuban pecah sebelum waktunya, janin tidak bergerak seperti biasanya dan demam yang tinggi.
  • Rencanakan kunjungan berikutnya sesuai kehamilan.

Dokumentasi dapat berperan sebagai pembela atau advokasi yang dapat dijadikan sebagai bukti dalam pengusutan kasus-kasus seperti mal praktik, penganiayaan atau pemerkosaan. 
Penilaian Mutu dengan Dokumen untuk melakukan penilaian mutu agar dapat menemukan masalah mutu dalam pelayanan kebidanan dapat menggunakan cara diatas, agar dalam pelaksananaanya berjalan dengan baik perlu dikembangkan atau disusun daftar tilik/chek list sebelumnya. Check list adalah sebuah daftar pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu rangkaian proses kegiatan untuk meminimalkan kesalahan dan kelalaian dalam melakukan pekerjaan.

1 komentar: